Berpikir Positif

Oleh Abdullah Hakam Shah

Hidup seringkali berjalan tidak seperti yang direncanakan. Kenyataan acap berbeda dari harapan, dan perlakuan orang-orang di sekitar kerap tak paralel dengan kebaikan yang telah kita tebar.

Dalam situasi seperti itu, kebanyakan manusia cenderung menuruti intuisi negatifnya; berburuk sangka, menyalahkan keadaan, dan berkeluh kesah. Seperti disinyalir dalam Alquran, ''Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah.'' (QS Al-Ma'arij [70] : 19).

Namun, Islam menuntun manusia untuk melawan intuisi negatif semacam itu. Salah satu solusinya adalah dengan mengembangkan tradisi berpikir positif. Paling tidak, ada tiga hikmah yang bisa dipetik dari berpikir positif. Pertama, bahwa ternyata orang lain seringkali tidak seburuk yang kita kira.

Contoh terbaik dalam konteks ini ialah kisah Nabi Khidhir dan Nabi Musa AS. Nabi Khidhir mau menerima Nabi Musa sebagai murid dengan syarat tidak terburu-buru berburuk sangka selama bersamanya.

''Tapi aku yakin, kamu tidak akan bisa menahan diri,'' ujar Nabi Khidhir. Ternyata benar. Setiap kali Nabi Khidhir melakonkan hikmah demi hikmah yang telah diperintahkan Allah SWT, tak sekalipun Nabi Musa mampu bersabar untuk tidak berprasangka buruk. (QS Al-Kahfi [18] : 60-82).

Kisah Qurani ini sejatinya hendak mengingatkan bahwa berburuk sangka cenderung mengakibatkan blunder. Setiap orang hanya bisa melihat apa yang tampak dari orang lain, tanpa tahu niat baik di hatinya.

Kedua, berpikir positif dapat menyelamatkan hati dan hidup kita. Sebab, hati yang bersih adalah hati yang tidak menyimpan kebencian. Hati yang tenteram adalah hati yang tidak memendam apriori terhadap orang lain.

Dalam ungkapan yang sangat menggugah, seorang sufi mengatakan, ''Yang paling penting adalah bagaimana kita selalu baik kepada semua orang. Kalau kemudian ada yang tidak baik kepada kita, itu bukan urusan kita, tetapi urusan orang itu dengan Allah SWT.''

Ketiga, berpikir positif bisa membuat hidup kita lebih legowo, karena sebenarnya Allah SWT sering menyiapkan rencana-rencana yang mengejutkan bagi hamba-Nya. Misalnya, Umar bin Khathab RA ketika dirundung kegalauan karena Abu Bakar dan Utsman bin Affan RA menolak menikahi putrinya, Hafshah RA, yang baru menjanda. (HR Bukhari).

Dalam kegalauan itu, Umar mengadu kepada Rasulullah SAW. Maka, beliau menuntun Umar agar selalu berpikir positif dan mendoakan, ''Semoga Allah akan menentukan pasangan bagi Hafshah, yang lebih baik dari Utsman; serta menentukan pasangan bagi Utsman, yang lebih baik dari Hafshah.''Ternyata, tak lama setelah itu, Allah menakdirkan Utsman menikah dengan putri Rasulullah. Dan kemudian Rasulullah sendiri menikahi Hafshah.




0 comments

Contact

cp: Lilik Faizah
Phone: (+62)81245824196
mail: faizahpro@gmail.com
Alamat :
Jalan Simping 46, Blurukidul
Sidoarjo, Jawa-Timur, Indonesia 61233
SYIAR Travel :
Layanan Amanah untuk HAJI dan Umrah
Jl. Simping 46, Sidoarjo
Melayani dengan sepenuh hati untuk mengantar anda Mendapatkan manfaat maksimal dari Tanah Suci